Para dedemit maya yang mendukung WikiLeaks mulai bergerilya menghantam sejumlah lawan situs whistleblower tersebut. Satu per satu pihak yang dianggap berseberangan dengan WikiLeaks diserang balik. Apakah Twitter juga bakal ketiban pulung?
MasterCard dan Visa menjadi contoh konkret panasnya amarah hacker yang mendukung WikiLeaks ini. Kedua situs perusahaan jasa keuangan dunia itu diserbu lantaran tak mau memproses lalu lintas sumbangan ke WikiLeaks.
Hasilnya, dalam waktu yang berdekatan situs MasterCard dan Visa dibobol dan dibikin mati suri, jadi tidak bisa diakses pengguna.
Lalu ada Post Finance, bank Swiss yang membekukan akun bank pendiri WikiLeaks Julian Assange. Mereka pun tak luput dari serangan pembalasan para pendukung WikiLeaks ini.
Nah, selain perusahaan-perusahaan jasa keuangan tersebut, WikiLeaks disebut-sebut juga dimusuhi oleh Twitter. Tanda-tandanya terlihat dari tidak munculnya subyek terkait WikiLeaks sebagai trending topic di situs mikro blogging itu.
Padahal banyak pihak berkeyakinan bahwa suara dukungan terhadap WikiLeaks begitu menggema beberapa waktu belakangan. Namun anehnya, nama WikiLeaks tak muncul sebagai yang populer.
Tak ayal, kecurigaan pun muncul jika Twitter memang sengaja meredam hegemoni WikiLeaks di situsnya. Jadi bukan tidak mungkin jika nantinya Twitter juga bisa jadi target serangan berikutnya dari para hacker pendukung WikiLeaks.
Twitter sendiri sejatinya sudah membantah tuduhan penyensoran yang disengaja tersebut. Dikutip detikINET dari Guardian, Kamis (9/12/2010), mereka berkilah jika subyek yang muncul di trending topics merupakan hal yang dikicaukan ketika saat itu juga alias real time, dan bukanlah di waktu sebelumnya. Makanya, WikiLeaks tidak mendapat tempat di trending topic.
Wikileaks menjadi fenomenal setelah membocorkan ribuan kawat diplomatik rahasia milik Amerika Serikat. Aksi situs ini boleh saja ditentang oleh pemerintah AS, namun rupanya aksi WikiLeaks didukung oleh para peretas.
Ya, kita lihat saja bagaimana tanggapan para dedemit maya pendukung WikiLeaks ini. Apakah percaya atau tidak dengan alasan Twitter?
detikinet
detikinet
0 komentar:
Posting Komentar