Memasuki era digital, koneksi Internet secara perlahan bergeser menjadi kebutuhan sehari-hari. Segala sesuatu yang bisa dilakukan secara offline kini dapat ditempuh secara online, mulai dari surat-menyurat, transaksi jual-beli, belanja, sampai memesan tiket pun dapat dilakukan di Internet.
Tetapi, tak bisa dipungkiri, koneksi Internet di Indonesia masih pas-pasan. Padahal, menurut Yuswohady, pengamat media sosial, pemasaran, dan manajemen, ada dua elemen penting yang mampu mendorong tingginya penetrasi broadband di Indonesia.
"Pertama, UKM-UKM lokal yang melek teknologi dan Internet. Dari hampir 50 juta UKM di Indonesia, 25 juta di antaranya adalah usaha non-pertanian," katanya di kantornya, Jakarta, Selasa 14 Desember 2010.
"Sehingga, kalau bisnisnya bisa didorong dengan Internet murah, teknologi komputasi awan, ERP (enterprise resources planning), CRM (customer relation manager), maka mereka bisa mengefisiensi biaya dan operasional," ucap Yuswohady.
Dia mengambil contoh negara-negara Asia lain yang relatif lebih maju dari Indonesia. "Di Korea dan Taiwan, UKM-UKM seperti di Indonesia cukup banyak. Namun, mereka melek teknologi dan Internet, sehingga UKM di sana tumbuh pesat. Mereka bisa bersaing dengan usaha-usaha enterprise sekalipun," katanya.
Elemen lainnya: fenomena media sosial. Yuswohady memperkirakan, ke depannya Indonesia akan melahirkan banyak social media enterpreneur (pengusaha di media sosial). "Media sosial seakan menjadi tempat baru bagi pengguna Internet untuk mencari uang. Bukan tak mungkin nantinya mahasiswa malas bekerja di gedung kantor," ujarnya.
Bagaimana tidak, untuk memulai sebuah bisnis kecil, mereka cukup mempunyai modal untuk hosting dan membeli domain. Kemudian, mereka dapat mengembangkan blog atau website tersebut dengan berbagai konten yang powerful dan mempunyai nilai jual.
"Jika sudah mempunyai akun di Facebook atau Twitter, mereka pun bisa mengembangkannya untuk berbisnis. Ini bahkan tanpa modal, sebatas akses Internet saja," pungkas Yuswohady.
Tetapi, tak bisa dipungkiri, koneksi Internet di Indonesia masih pas-pasan. Padahal, menurut Yuswohady, pengamat media sosial, pemasaran, dan manajemen, ada dua elemen penting yang mampu mendorong tingginya penetrasi broadband di Indonesia.
"Pertama, UKM-UKM lokal yang melek teknologi dan Internet. Dari hampir 50 juta UKM di Indonesia, 25 juta di antaranya adalah usaha non-pertanian," katanya di kantornya, Jakarta, Selasa 14 Desember 2010.
"Sehingga, kalau bisnisnya bisa didorong dengan Internet murah, teknologi komputasi awan, ERP (enterprise resources planning), CRM (customer relation manager), maka mereka bisa mengefisiensi biaya dan operasional," ucap Yuswohady.
Dia mengambil contoh negara-negara Asia lain yang relatif lebih maju dari Indonesia. "Di Korea dan Taiwan, UKM-UKM seperti di Indonesia cukup banyak. Namun, mereka melek teknologi dan Internet, sehingga UKM di sana tumbuh pesat. Mereka bisa bersaing dengan usaha-usaha enterprise sekalipun," katanya.
Elemen lainnya: fenomena media sosial. Yuswohady memperkirakan, ke depannya Indonesia akan melahirkan banyak social media enterpreneur (pengusaha di media sosial). "Media sosial seakan menjadi tempat baru bagi pengguna Internet untuk mencari uang. Bukan tak mungkin nantinya mahasiswa malas bekerja di gedung kantor," ujarnya.
Bagaimana tidak, untuk memulai sebuah bisnis kecil, mereka cukup mempunyai modal untuk hosting dan membeli domain. Kemudian, mereka dapat mengembangkan blog atau website tersebut dengan berbagai konten yang powerful dan mempunyai nilai jual.
"Jika sudah mempunyai akun di Facebook atau Twitter, mereka pun bisa mengembangkannya untuk berbisnis. Ini bahkan tanpa modal, sebatas akses Internet saja," pungkas Yuswohady.
sumber : vivanews
0 komentar:
Posting Komentar